Terlahir buta warna tak membuat Neil Harbisson menyerah kepada nasib. Bersama seorang pakar komputer bernama Adam Montandon, seniman asal London ini menciptakan alat pendeteksi warna berbentuk antena. Cara kerjanya menarik, antena menangkap frekuensi warna dari benda yang dilihat lalu diubah menjadi getaran suara yang bisa didengar.
Pria 31 tahun ini berasal dari Camden, London, terlahir dengan achromatopsia, salah satu jenis dari penyakit buta warna total yang sangat jarang terjadi. Alhasil sejak kecil, Harbisson pun melihat semua warna sebagai hitam, abu-abu, atau putih.

“Bagi saya, langit selalu berwarna abu- abu, bunga selalu berwarna abu-abu dan televisi selalu berwarna hitam dan putih,” kata Neil.
Namun sepuluh tahun lalu hidupnya mulai “berwarna”. Ia bertemu dengan ilmuwan komputer asal Dartington College of Arts bernama Adam Montandon pada 2003. Mereka mencoba eksperimen menarik. Ia membuat sebuah alat bernama cyborg antenna atau yang disebut eyeborg yang dapat membantunya mengenali warna.

Dia menghabiskan waktu berkeliling dunia untuk mengenali warna-warna di sekelilingnya. Adam menawarkan Neil untuk bekerjasama membuat alat bantu bagi penderita buta warna.
Alat ini berbentuk antena dengan memanfaatkan gelombang elektronik yang berguna untuk menangkap frekuensi warna. Pada sisi luar eyeborg , terdapat kamera dan audio input. Sedangkan di dalam eyeborg , terdapat sebuah chip yang tersambung dengan Wifi, lalu diimplan ke dalam kepalanya. Wifi tersebut berguna untuk memberitahu kepada Harbisson tentang warna dari gambar yang telah diambil oleh kamera dan getaran yang diberikan melalui input audio.

Frekuensi ini kemudian diproses menjadi getaran suara sehingga bisa didengar oleh Neil. Dengan begitu, dia bisa mengetahui warna di depannya melalui getar suara yang dipancarkan melalui antena yang dipasang di kepalanya.
“Aku mulai memakai alat ini sejak berusia 21 tahun, sejak saat itu aku bisa mendengar warna dan merasa seperti manusia normal lainnya, ini menyenangkan,” katanya. “Setiap warna itu mempunyai getaran yang berbeda. Gambar atau bahkan wajah juga mempunyai tanda yang berbeda,” imbuhnya.

Sejauh ini, Neil merasa bahwa perangkat lunak itu telah bersatu dengan otaknya. Perangkat tersebut sudah menjadi perpanjangan indranya. Dia kemudian memutuskan untuk menanam perangkat tersebut secara permanen di otaknya. Neil dan Adam mulai mencari petugas medis yang dapat melakukan implantasi tersebut. Untungnya, pencarian mereka sudah berakhir tahun lalu, ketika mereka berhasil meyakinkan seorang dokter dan anaplastologist dari Catalonia untuk melakukannya.

Kini Neil hidup dengan memakai antena cyborg yang berbentuk seperti tabung panjang dan ditanam di belakang otaknya. Antenna tersebut memiliki kamera di ujungnya yang berfungsi untuk menangkap warna. Sedangkan di ujung lainnya terdapat input audio yang berguna untuk mengubah frekuensi warna menjadi getar suara.
Dan berikut ini saya berikan link video youtube untuk anda lihat bagaimana Neil > Neil_Harbisson_Cyborg_Artist_Technology
Sumber :
Artikel
Images & Video
Pria 31 tahun ini berasal dari Camden, London, terlahir dengan achromatopsia, salah satu jenis dari penyakit buta warna total yang sangat jarang terjadi. Alhasil sejak kecil, Harbisson pun melihat semua warna sebagai hitam, abu-abu, atau putih.

“Bagi saya, langit selalu berwarna abu- abu, bunga selalu berwarna abu-abu dan televisi selalu berwarna hitam dan putih,” kata Neil.
Namun sepuluh tahun lalu hidupnya mulai “berwarna”. Ia bertemu dengan ilmuwan komputer asal Dartington College of Arts bernama Adam Montandon pada 2003. Mereka mencoba eksperimen menarik. Ia membuat sebuah alat bernama cyborg antenna atau yang disebut eyeborg yang dapat membantunya mengenali warna.

Dia menghabiskan waktu berkeliling dunia untuk mengenali warna-warna di sekelilingnya. Adam menawarkan Neil untuk bekerjasama membuat alat bantu bagi penderita buta warna.
Alat ini berbentuk antena dengan memanfaatkan gelombang elektronik yang berguna untuk menangkap frekuensi warna. Pada sisi luar eyeborg , terdapat kamera dan audio input. Sedangkan di dalam eyeborg , terdapat sebuah chip yang tersambung dengan Wifi, lalu diimplan ke dalam kepalanya. Wifi tersebut berguna untuk memberitahu kepada Harbisson tentang warna dari gambar yang telah diambil oleh kamera dan getaran yang diberikan melalui input audio.

Frekuensi ini kemudian diproses menjadi getaran suara sehingga bisa didengar oleh Neil. Dengan begitu, dia bisa mengetahui warna di depannya melalui getar suara yang dipancarkan melalui antena yang dipasang di kepalanya.
“Aku mulai memakai alat ini sejak berusia 21 tahun, sejak saat itu aku bisa mendengar warna dan merasa seperti manusia normal lainnya, ini menyenangkan,” katanya. “Setiap warna itu mempunyai getaran yang berbeda. Gambar atau bahkan wajah juga mempunyai tanda yang berbeda,” imbuhnya.

Sejauh ini, Neil merasa bahwa perangkat lunak itu telah bersatu dengan otaknya. Perangkat tersebut sudah menjadi perpanjangan indranya. Dia kemudian memutuskan untuk menanam perangkat tersebut secara permanen di otaknya. Neil dan Adam mulai mencari petugas medis yang dapat melakukan implantasi tersebut. Untungnya, pencarian mereka sudah berakhir tahun lalu, ketika mereka berhasil meyakinkan seorang dokter dan anaplastologist dari Catalonia untuk melakukannya.

Kini Neil hidup dengan memakai antena cyborg yang berbentuk seperti tabung panjang dan ditanam di belakang otaknya. Antenna tersebut memiliki kamera di ujungnya yang berfungsi untuk menangkap warna. Sedangkan di ujung lainnya terdapat input audio yang berguna untuk mengubah frekuensi warna menjadi getar suara.
Dan berikut ini saya berikan link video youtube untuk anda lihat bagaimana Neil > Neil_Harbisson_Cyborg_Artist_Technology
Sumber :
Artikel
Images & Video
No comments:
Post a Comment